Adalah penyakit
yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat kronik dan sistematik. Nama
lain adalah Lues venereal atau raja singa.
Penyebab
Penyebabnya adalah Treponema
Pallidum, termasuk ordo Spirochaecrales, familia Spirochaetaceae dan genus
Treponema. Bentuk spiral teratur, panjang 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri
atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara pembelahan
melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.
1. Sifilis
Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2
tahun); Stigmata
2. Sifilis
Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik
Menurut caranya sifilis
dibagi menjadi tiga stadium yaitu : Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium
III (SIII)
Secara epidemiologik, WHO membagi
menjadi :
- Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi),
terdiri dari SI, SII, stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi),
terdiri atas stadium laten lanjut dan SIII.
- Pada kehamilan: a) Kurang dari 16 minggu : kematian
janin (sifilis fetalis). b) Stadium lanjut : prematur,
gangguan
pertumbuhan
intra uterin, cacat berat (pnemonia, sirosis hepatika, splenomegali,
pankreas kongenital, kelainan kulit dan osteokondritis).
- Lesi (berupa ulkus, soliter, dasar bersih, batas halus,
bentuk bulat/longitudinal).
- Tanpa nyeri tekan.
1. Menerapkan prinsip pencegahan
infeksi
pada persalinan.
2. Menerapkan prinsip pencegahan
infeksi
pada penggunaan instrumen.
3. Pemberian antibiotika,
misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x pemberian;
Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga 20 hari;
Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4. Sebelum pemberian terapi pada bayi
dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis kongenital, maka dilakukan pemeriksaan
cairan
serebrospinalis dan uji serologik tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik
: Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson
50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
5. Lakukan konseling
preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
6. Memastikan pengobatan
lengkap dan kontrol terjadwal.
7. Pantau lesi kronik atau gejala
neurologik yang menyertai.
Sumber : http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
Sumber : http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
0 komentar:
Posting Komentar